Tubuhku direnggut kesendirian,
Disesap dingin jalanan yang buram,
Dan biarkan aku kembali pulang pada sendiri
Selagi langit menghitam, buram dan muram
aku berdiskusi dengan ragaku yang membasah luka
Tentang bagaimana seharusnya nafasku kuatur
Mundur di jalanan menurun kemudian lenyap
Atau tetap terseok di tengah gamping siap meruntuh?
Di bebatuan yang kusam tergempur omba
Kabut mulai menuruni pundak-pundak kesabaran
Yang sunyi kian memayat
Dan sendiri kian menghitam di dalam duka
Lalu kemana tubuh berdiam dengan damai?
Melonglong pada langit yang bisu sebab tengah merindu?
Hanya pantulan bunyiku yang menggema.
Bebukitan berbaris siap merajam keluh diriku
Sebab alam tak dapat lagi melihatku sekarat lama
Biarkan pada lampu kota yang mati aku mengerti
bahwa kehidupan kadang hanya untuk sendiri
Tanpanya, atau ekspos diri
Dan biarkan benar-benar aku melalang pada sunyi
Sebab di sana aku bisa berdiskusi dengan jiwa ini
No comments:
Post a Comment