Tuesday, 9 August 2016
Dengan doa, kujemput Engkau.
Malam, menertawakanku dengan kesunyian yang terus berlanjut, dan aku pun ikut menertawakan kesunyian yang tiada akhir. Seramai apa pun di tengah-tengah bazar, semua hanya manipulasi hati. Dan sebanyak apa pun aku tertawa seorang diri di depan panggung komedy, pun semua hanya sebagai penyamaran, aku bersembunyi dari kerapuhan hati, hingga obat hati akan benar-benar datang dengan kenyamanannya.
Di gelap yang kian sunyi, aku terus memanggilmu yang masih misteri dengan berbagai doa yang Tuhan tunjukkan untuk menjemputmu, wahai jodoh yang masih rahasia. Sejauh apa lagi aku berlari, ketepian mana lagi aku bersembunyi dari sepi, di mana lagi akan aku letakkan lelahku yang kian rapuh. Langit pun berganti dari gelap menuju cerah, barangkali hanya sabar dalam doa menantimu.
Banyak yang berkata aku terlalu berlebihan menantimu, tapi siapa pun kamu, adalah yang istimewa dan patut aku jemput dengan cara yang istimewa, sebab aku tahu bagaimana lelahnya mencari, sakitnya ditinggalkan cinta, dan sekarat dalam derita di dalam gelap. Sebab kesepian, kesakitan, derita, dendam dan juga kesadaran akan semua itu menyakitkan, maka jika suatu saat engkau datang, akan aku jemput dengan cara istimewa dan penuh suka cita. takkan aku kecewakan engkau, sebab aku juga pernah merasakan kecewanya hati sebab ditinggal pergi dan tidak dihargai.
Wahai engkau, yang masih sembunyi dari mataku, hatiku, dan dari duniaku, kutunggu engkau dalam doaku. doa-doa yang mengalir baik untukku dan engkau. Maka, sekiranya esok engkau datang, berarti engkau datang dengan Tuhan menuntunmu sebab doa itu jatuh pada engkau yang masih misteri.
wahai engkau, pahamkah engkau betapa banyak cerita yang aku tulis sembari menungggumu datang padaku. cerita tentang duka, bahagia, perjalananku menyusuri mimpi, dan juga cerita kehidupan yang kebanyakan menyakitkan. Sudahlah, sekiranya engkau juga lelah, mari meminta pada Tuhan agar kita segera dipertemukan dan dipersatukan. Jangan terlalu lama engkau asik sendiri di alammu, aku sudah bosan dengan namanya sunyi ini. Mari, berjalan mendekat hingga kita bertemu di satu titik.
Writer : Putri Tami
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment