Wednesday 7 September 2016

Bukan Sial, Tapi Tidak tau namanya Apa.

                                                (Foto saat festival Borobudur Writer)


Hari ini, saya pengen certa aja. soal hubungan. Sedikit pengalaman, dan yang aslinya saya ingin bertanya. Kalau saya lihat, teman dekat saya, dan lingkungan sekitar, sekali mereka menemukan pasangan rasanya awet-awet saja, gitu kan ya.

Nah, pengalaman saya, entah mengapa, selalu saja hanya sial dan berakhir tidak jelas. Sialnya adalah pasti ane yang disakiti, nah pertanyaanya adalah apa yang salah dengan saya? teman saya pernah bilang katanya saya terlalu baik.

Hlo, apa hubungannya terlalu baik dan sering disakiti? saya gak paham sampai sekarang.
Melihat titik balik beberapa tahun lalu, bahwa sebenarnya sudah banyak saya dekat dengan orang, tapi saya tidak tahu selalu gagal membangun hubungan. Nah, selama saya dekat dengan lelaki, saya tidak pernah menyakiti mereka, ya kata lainnya saya terlalu baik, namun pada akhirnya saya yang tersakiti. Terus saya harus bagaimana?

Sampai-sampai, saya harus bertanya, lelaki baik itu yang bagaimana? menjalin hubungan itu bagaimana? Yang dewasa sering gagal, yang kekanak-kanakan sering berlebihan. Hla, sumpah sekali ini saya bingung dengan hal namanya cinta.

Kalau menulis sih ya soal cinta gampang teorinya, tapi aslinya sumpah, saya tidak paham. Bahkan, saat ini saya dekat dengan seorang lelaki, saya baik dan saya selalu sabar, tapi kok pada akhirnya saya yang terus2an dicuekin dan entah bagaimana. Saya tidak paham. Apakah harus saya tinggalkan saja, atau saya bertahan.

Jika saya bertahan, saya tidak bisa seperti ini terus, sebab sebuah hubungan yang tidak baik komunikasinya ya tidak baik kebelakangnya. Namun jika saya tinggalkan saja, ya bagaimana, masak gagal lagi menjalin hubungan.

So, saya sangat bingung sekali dengan keadaan ini. Saya tidak pernah menyebutnya dengan keadaan sial, tapi ya anggap saja belum ada yang beruntung menemukan saya. Saya selalu disia-siakan, maka baiklah, suatu saat barangkali mereka akan menyesali diri.

 Writer : Putri Tami

No comments:

Post a Comment