Thursday 27 October 2016

28 Oktober : Sumpah Pemuda : Tetap Semangat Berkarya.


(Foto Pelatihan PPK BLUD di Boyolali 21 Oktober 2016)





SOEMPAH PEMOEDA
Pertama :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA
Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA
Djakarta, 28 Oktober 1928



Beberapa tulisan pembuka di atas adalah sumpah pemuda pada tahun 1928. Apakah sekarang sumpah pemuda masih sama bunyinya? dilihat dari histori memang iya, begitulah bunyi sumpah pemuda. Namun, jika dilihat hari ini bagaimana pemaknaannya untuk para pemuda? saya yakin para pemuda memiliki sumpah masing-masing dan memaknai naskah sumpah pemuda dengan pemaknaannya masing-masing.

Bagi saya sumpah pemuda untuk diri saya sendiri adalah sumpah tetap semangat berkarya untuk Indonesia, walau karya saya tidak besar dan hanya karya-karya tulisan biasa saja.

             (Foto saat mendampingi peserta memahami alur Aplikasi BLUD)

Teringat beberapa waktu lalu saat memberikan pelatihan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD di Boyolali, saya sempat berdiskusi dengan sebuah puskesmas yang isinya adalah orang yang sudah berumur. Mereka dengan gamblang bercerita kepada saya bahwa mereka membutuhkan Sycore. Ada apa di balik Syncore? mari ikuti cerita saya.

Syncore merupakan tempat saya mencari ilmu, dan imbalan kerja. Saya berfokus di PPK BLUD, lebih kepada pengelolaan keuangan BLUD (Sektor publik), yang jika bagi para aktivis sering dikritii birokrasi sektor publik buruk. Saya pun saat kuliah demikian. Banyak bicara tanpa survei realitas. Saya berani mengatakan bahwa birokrasi yang buruk tidak bisa disalahkan, namun dibantu untuk menjadi lebih baik. Syncore salah satunya yang saya lihat mengarah ke sana. Ikut memperbaiki pola keuangan di bidang kesehatan.

Mengapa demikian? pada kenyataannya bidang kesehatan pengelolanya banyak yang sudah berumur dan mereka sedikit sekali yang mengerti tentang keuangan karena berlatar kesehatan. Dengan adanya Syncore dan tim nya, setidaknya pola pengelolaan keuangan BLUD sedikit dibantu dengan aplikasi. Jadi, bagi para pengelola rumah sakit dan puskesmas yang sudah tua atau tidak paham alur keuangan dipermudah membuat laporan keuangan dengan adanya sistem. Itu yang saja sebut berkarya memperbaiki negeri.

Kembali cerita pada Ibu puskesmas tadi. Dia sedikit agak lega hari itu setelah diperkenalkan dengan sistem PPK BLUD Syncore, sebab katanya mengurangi banyak beban. Mereka butuh karya-karya yang membantu seperti itu. Saya yang menjadi salah satu Tim Syncore ikut bangga, terlepas dari akdang pekerjaan itu melelahkan, namun sudah tanggung jawab di dalam pekerjaan. Setelah mendengarkan banyak cerita dari beberapa orang yang saya anggap lebih tua, saya berjanji untuk tetap semangat berkarya, sebab bangsa ini membutuhkan karya, apa pun itu.

Pak Rudy (Pemilik Syncore) pernah menuliskan bahwa selagi SDM Indonesia giat berkarya, maka bangsa ini akan baik-baik saja. Maka mari rayakan sumpah pemuda dengan karya, apa pun itu. Tidak peduli karya besar dan kecil, yang terpenting adalah berusaha berkarya, bukan hanya jadi pengguna saja.


WR: Putri T.

No comments:

Post a Comment