Tuesday 21 February 2017

Dari Mata Katniss Everdeen







Related image

Aku tidak cantik, aku tidak memesona, aku membara seperti matahari-Katniss Everdeen-The Hunger Games


Kusukai tokoh perempuan ini melebihi tokoh perempuan dalam film apa pun. Perjuangan melawan kehidupan membuatnya menjadi sosok yang begitu aku kagumi. Mulai dari bagaimana ia bertahan hidup di dalam kebencian dan kematian di dalam kehidupan, hingga perjuangan melawan kekuasaan yang tidak adil, dan melawan dirinya sendiri untuk akhirnya mencintai seseorang yang dahulu pernah ia benci.

Pergolakan dalam hatinya membuat matanya tajam, menyimpan banyak luka dan benci, bahkan saat itu cinta yang ia tau hanya cinta kepada adiknya, tidak yang lainnya. Pun untuk ibunya ia tak begitu mencintai, hanya peduli. Ia pun tak mencitai seseorang yang bernama Galee, ia hanya nyaman bersama lelaki itu sebagai sosok kakaknya, tidak lebih. Baginya cinta adalah bertahan hidup dan tidak kelaparan.

Aku ingin membahas cinta Katniss dan Peeter. Cinta yang tumbuh sebab paksanaan dan kebiasaan bersama, membuat mereka akhirnya memasrahkan kebencian kepada kesatuan hati. Katniss lahir di sebuah distrik paling akhir, sitrik 12. Begitu juga Peteer, bedanya adalah Peeter terlahir dari rahim seseorang yang berada. Katnis membenci Peeter untuk satu alasan tertentu, hingga sebuah games yang mengharuskan mereka bersama. Pilihannya adalah mereka bersama menuju menang, atau mati. Keputusan yang tepat keluar dari pemikiran Katniss, lebih baik bersama dengan Peeter yang masih ia benci, dibandingkan ia mati meninggalkan adik yang ia cintai satu-satunya.

Hanya mata Katniss yang membara, menerawang jauh seperti di hamparan sana tertebar bahaya, namun di balik semua itu ia hanya perempuan yang sedang berpura-pura kuat. Itu sudah sering aku dan Katniss lakukan, bahkan banyak perempuan di luaran sana juga demikian. Adakah film yang bagus demikian lagi? film yang sedikit menggambarkan perempuan sebagai wanita lemah? Aku masih idealis, di mana aku tidak suka perempuan yang tidak tahu memposisikan keadaan. Entah mengapa, rasaku ikut terserap oleh mata Katniss. Aku ikut kehidupannya yang kadang tak peduli, dan hanya asik dengan dunianya sendiri. Tapi bagiku itu asik. Jangankan untuk berpikir kehidupan orang lain, untuk memikirkan keadaan diri pun kadang Katniss terseok-seok.

Aku juga pernah membaca sebuah buku, yang aku lupa pengarangnya, namun tulisannya demikian "Untuk membantu mereka (kaum miskin dan bodoh) salah satunya adalah degan tidak menjadi salah satu dari mereka," maka terjemahkan sendiri ke dalam pemahamanmu. Aku tidak akan enasehati banyak.

Related image

Mereka hanya sedang berpura-pura bahagia dan saling mencintai, awalnya demikian sebab ancaman kematian membayangi keduanya. Namun, di akhir kisah mereka benar memiliki seorang bayi mungil. Lalu pertanyaannya, bisakah di dalam dunia nyata demikian? aku jawab bisa. Cinta mereka memang tumbuh sebab paksanaan dan dari ribuan kesedihan, bahkan kebencian yang kental di hati, namun kuncinya adalah satu. Bagaimana hati bisa menerima keadaan dan mulai membuka untuk sebuah harapan?

Tidak mudah bagi Peeter untuk tetap mencintai Katniss, sebab Katniss adalah perempuan yang teguh, keras dan kokoh dengan prinsipnya. Tapi Peeter tak pernah lelah untuk mencintai gadis yang memang sudah dicintainya sejak lama. Pun tidak mudah bagi Katniss untuk mulai membiasakan bersama Peeter, sebab Peeter pernah melukai dirinya lebih dari siapa pun. Peeter masuk ke dalam daftar seseorang yang peling dibenci oleh Katniss. Tapi kembali kepada penerimaan hati. Mereka sama-sama mau memulai menyemai sebuah harapan baru.





















No comments:

Post a Comment