(Di
mata perempuan, Katniss Everdeen, semua hanya ada kebencian. Kapitol
menyebar kebencian yang amat teramat menyakitkan, namun, tidak ada
manusia yang bisa luput dari cinta. Matanya menjatuhkan kebencian, namun
hatinya tempat meletakkan rindu dan cinta) - foto from kuirkbooks.
..................
Butuh jeda untuk kami saling
kembali merasa tanpa batas keadaan. Sebelumnya kami, terutama aku memberikan
banyak penawaran yang pasti tidak bisa ia berikan. Penawaranku terlalu sulit
untuk ia kabulkan saat ini. Penawaranku hanyalah satu, ia memilah antara aku
(seseorang yang baru) atau melanjutkan hidup dengannya (seseorang yang telah
lama menemaninya).
Penawaranku dan negosiasi itu
kurasa gagal, sebab tentu ia menjatuhkan pilihan pada yang ke dua. Maka
saatnyalah aku pergi. Namun aku tak bisa pergi, kakiku sudah terantai oleh
sebuah rasa yang ada. Pun dia memintaku tetap tinggal. Sebenarnya negosiasiku
sudah jelas, tidakkan menghasilkan keadaan yang lebih baik untukku dan juga
dia. Kami sama merasa masih terperangkap dalam keadaan yang sama-sama menyulitkan.
Dia dengan ketidakbahagiaannya, dan aku dengan ketidakbahagiaanku. Akhirnya,
kami melebur tanpa batas untuk alasan yang sama : sama-sama mencari kebahagiaan
yang masih semu.
Buya Hamka pernah menulis bahwa
bahagia tak bisa didefinisikan dalam satu kalimat, sebab bahagia menurut
pribadi adalah berbeda. Namun pada dasarnya bahagia adalah bersumber dari hati
dan pikiran. Sedang hatiku kini tak tentu arah selain menjalani dengan
kemampuan yang masih dimiliki. Aku terjatuh lagi? Iya. Sudah sesering hujan datang,
namun untuk berhenti hidup dan menyerah rasanya tidak. Selalu ada harapan yang
bisa membuatku hidup kembali. Akan datang masa di mana ada harapan baru muncul
entah dari mana. Tuhan masih merahasiakannya.
Dalam cerita “The Hunger Games”,
aku belajar cara mengatasi keputusasaan dari keadaan. Hanya butuh menerima dan
menjalani dengan kemampuan yang dimiliki. Katniss Everdeen, dalam cerita itu
terkungkung dalam keadaan yang ingin ia berontak. Keadaan di mana para pemimpin
justru melahirkan keadaan yang membunuh cinta dan menebarkan biji kepasrahan.
Tapi bagi Katniss, memanah dan berburu ke hutan adalah caranya untuk bertahan
hidup dan menikmati kehidupan tanpa peduli dengan para capitol yang kejam.
Baginya, hanya berburu yang membuatnya hidup.
Pagi ini, kuhantar lagi ia menemu
mimpinya. Ya, setiap pagi akan demikian jadinya. Kutemani ia menunggu mentari
dan akhirnya ia lelah dalam bangunnya. Begitu pun setiap malamku, ia
menghantarkanku untuk terlelap dalam lelah. Kami tahu, sama-sama mencari
harapan untuk memulai kehidupan baru, namun untuk kata bersatu bukan lagi hal
yang aku harapkan. Aku hanya bisa menemaninya menuju gerbang kebahagiaannya.
Walau aku sendiri tidak mengerti sampai kapan bisa demikian baik padanya.
Menurut zodiak, Sagitarius adalah tipe lelaki yang menyukai hubungan di mana ia
bisa sesukanya datang dan pergi. Dan ya, itu adalah dia saat ini. Dia memintaku
ada dan sesukanya datang dan pergi. Aku tahu, aku bodoh dengan hal demikian,
tapi Tuhan menciptakan hatiku yang terlalu baik dan tidak bisa membaca keadaan
bodoh demikian.
“Bukannya sudah aku katakan, kami hanya sama-sama lelah dan mencoba
melebur sejenak menjadi satu kesatuan menuju jalan untuk hidup dalam
kehidupan.”
Ah, itu hanya alasan pemikiranku
saja yang membernarkan, pada kenyataannya tidak demikian..
No comments:
Post a Comment