Tuesday 21 February 2017

Katniss Everdeen, Yang membenci, yang Mencita.


 Related image
(Di mata perempuan, Katniss Everdeen, semua hanya ada kebencian. Kapitol menyebar kebencian yang amat teramat menyakitkan, namun, tidak ada manusia yang bisa luput dari cinta. Matanya menjatuhkan kebencian, namun hatinya tempat meletakkan rindu dan cinta) - foto from kuirkbooks.



 ..................
Butuh jeda untuk kami saling kembali merasa tanpa batas keadaan. Sebelumnya kami, terutama aku memberikan banyak penawaran yang pasti tidak bisa ia berikan. Penawaranku terlalu sulit untuk ia kabulkan saat ini. Penawaranku hanyalah satu, ia memilah antara aku (seseorang yang baru) atau melanjutkan hidup dengannya (seseorang yang telah lama menemaninya).

Penawaranku dan negosiasi itu kurasa gagal, sebab tentu ia menjatuhkan pilihan pada yang ke dua. Maka saatnyalah aku pergi. Namun aku tak bisa pergi, kakiku sudah terantai oleh sebuah rasa yang ada. Pun dia memintaku tetap tinggal. Sebenarnya negosiasiku sudah jelas, tidakkan menghasilkan keadaan yang lebih baik untukku dan juga dia. Kami sama merasa masih terperangkap dalam keadaan yang sama-sama menyulitkan. Dia dengan ketidakbahagiaannya, dan aku dengan ketidakbahagiaanku. Akhirnya, kami melebur tanpa batas untuk alasan yang sama : sama-sama mencari kebahagiaan yang masih semu.

Buya Hamka pernah menulis bahwa bahagia tak bisa didefinisikan dalam satu kalimat, sebab bahagia menurut pribadi adalah berbeda. Namun pada dasarnya bahagia adalah bersumber dari hati dan pikiran. Sedang hatiku kini tak tentu arah selain menjalani dengan kemampuan yang masih dimiliki. Aku terjatuh lagi? Iya. Sudah sesering hujan datang, namun untuk berhenti hidup dan menyerah rasanya tidak. Selalu ada harapan yang bisa membuatku hidup kembali. Akan datang masa di mana ada harapan baru muncul entah dari mana. Tuhan masih merahasiakannya.

Dalam cerita “The Hunger Games”, aku belajar cara mengatasi keputusasaan dari keadaan. Hanya butuh menerima dan menjalani dengan kemampuan yang dimiliki. Katniss Everdeen, dalam cerita itu terkungkung dalam keadaan yang ingin ia berontak. Keadaan di mana para pemimpin justru melahirkan keadaan yang membunuh cinta dan menebarkan biji kepasrahan. Tapi bagi Katniss, memanah dan berburu ke hutan adalah caranya untuk bertahan hidup dan menikmati kehidupan tanpa peduli dengan para capitol yang kejam. Baginya, hanya berburu yang membuatnya hidup.

Pagi ini, kuhantar lagi ia menemu mimpinya. Ya, setiap pagi akan demikian jadinya. Kutemani ia menunggu mentari dan akhirnya ia lelah dalam bangunnya. Begitu pun setiap malamku, ia menghantarkanku untuk terlelap dalam lelah. Kami tahu, sama-sama mencari harapan untuk memulai kehidupan baru, namun untuk kata bersatu bukan lagi hal yang aku harapkan. Aku hanya bisa menemaninya menuju gerbang kebahagiaannya. Walau aku sendiri tidak mengerti sampai kapan bisa demikian baik padanya. Menurut zodiak, Sagitarius adalah tipe lelaki yang menyukai hubungan di mana ia bisa sesukanya datang dan pergi. Dan ya, itu adalah dia saat ini. Dia memintaku ada dan sesukanya datang dan pergi. Aku tahu, aku bodoh dengan hal demikian, tapi Tuhan menciptakan hatiku yang terlalu baik dan tidak bisa membaca keadaan bodoh demikian.

“Bukannya sudah aku katakan, kami hanya sama-sama lelah dan mencoba melebur sejenak menjadi satu kesatuan menuju jalan untuk hidup dalam kehidupan.”

Ah, itu hanya alasan pemikiranku saja yang membernarkan, pada kenyataannya tidak demikian..

No comments:

Post a Comment