Untuk Para Sahabatku
(Terkhusus Rizky Amalia: Selamat Ulang Tahun, Kawan)
(Terkhusus Rizky Amalia: Selamat Ulang Tahun, Kawan)
Sepi sekali pagi ini. Ruang-ruang
kamar memayat dalam sunyi. Embun tadi subuh masih betasbih di dedaunan basah.
Sepagi itu aku bangun dan merasakan hampanya kehidupan. Tidak ada foto-foto
sahabat di kamar atau pun foto siapa saja. Kamarku tampak seperti kuburan.
Hanya ada dinding-dinding tuli dan sunyi.
Teringat
masa silam. Masa-masa aku dilimpahi banyak waktu bersama mereka, para sahabat
yang begitu menyenangkan. Tidak pernah berpikir bahwa kini akan begitu sepinya
dalam dunia ini. Mengisolasi diri dari kehidupan luar saat ini adalah hal baik
menurutku, dan lebih fokus terhadap karya. Karya apa saja yang aku bisa aku
lakukan, sebab lama-lama berada di dunia luar sana membuatku gila. Manusia
semakin gila, sahabat.
Apa
kabar kalian? Dean, Kiki, Zahra, Fitri, Veby, Lolita, Nilam, Trias, Taufik,
anak kolong langit, Wida, Ririn dan semua yang aku barangkali di pagi ini lupa.
Bagaimana kehidupan kalian saat ini? masihkan lancar atau bahkan sama sekali
tidak sama dengan harapan ketika kita duduk di kursi kuliah? atau justru
melebihi harapan kalian? Jika ia maka selamatlah kalian, sebab aku masih
terkatung-katung dalam perahu kecil di tengah laut. Dayungku hampir rusak. Aku
harus sekuat tenaga bangkit, mendayung hingga ketepian untuk selamat.
Bagaimana
cara kalian melewati hari-hari yang begitu keras? Kalian para sahabat yang
hebat. Sahabat yang tidak selalu ada, tapi akan selalu kukenang. Begitulah
caraku hidup. Aku dan kalian tidak pernah selalu ada. Bahkan berkali-kali dalam
setiap aku menulis caraku bersahabat bukan ke mana-mana melulu selalu ada. Aku
memiliki cara tersendiri untuk mengenang kalian. Di dalam ingatan, tulisan dan
bahkan sesekali di dalam doaku. Doa saat aku rindu sahabat, doa yang tiada
pernah berupa namun justru nyata di mata Tuhan. Bukankah begitu cara yang kita
harapkan.
Aku
menulis apa sih ya ini? entahlah. Barangkali aku hanya ingin menulis sebuah
ceita saja. Tentang kalian yang pagi ini aku ingat dan aku rindu. Aku mengingat
betapa asiknya kita di dalam tawa-tawa konyol, menertawakan sesuatu yang kadang
dengan tidak sadar kita menertawakan diri sendiri. Namun apapun itu, toh kita
dahulu masih bodoh dengan kehidupan. Mahasiswa yang hanya tau kuliah, main,
tugas dan tugas hingga akhirnya sekarang semua sibuk melanjutkan kehidupan.
Melanjutkan menjadi apa saja yang kita inginkan saat ini. ada yang bekerja,
melanjutkan s2, dan aku masih di sini tidak berkutik dengan buku dan tulisan.
Wahai sahabat-sahabat, aku tidak pandai
mengucapkan kalimat sayang dan lain-lainnya. Namun yang pasti, mentari pagi ini
mulai mengintip dengan cahaya cerahnya. Secerah semangat kalian. Mari tetap
melanjutkan semangat yang dahulu ada, walau sesekali lelah bukankah itu wajar?
Namun tetap, kita harus menjadi matahari yang bersinar, walau mendung atau apa
pun tidak masalah. Ada waktunya kita untuk sembunyi. Selamat bersemangat pagi
kawan.
Writer : Putri Tami
Writer : Putri Tami
No comments:
Post a Comment