Thursday, 19 May 2016

Teman Temen



Untuk Para Sahabatku
(Terkhusus Rizky Amalia: Selamat Ulang Tahun, Kawan)



Sepi sekali pagi ini. Ruang-ruang kamar memayat dalam sunyi. Embun tadi subuh masih betasbih di dedaunan basah. Sepagi itu aku bangun dan merasakan hampanya kehidupan. Tidak ada foto-foto sahabat di kamar atau pun foto siapa saja. Kamarku tampak seperti kuburan. Hanya ada dinding-dinding tuli dan sunyi.
                Teringat masa silam. Masa-masa aku dilimpahi banyak waktu bersama mereka, para sahabat yang begitu menyenangkan. Tidak pernah berpikir bahwa kini akan begitu sepinya dalam dunia ini. Mengisolasi diri dari kehidupan luar saat ini adalah hal baik menurutku, dan lebih fokus terhadap karya. Karya apa saja yang aku bisa aku lakukan, sebab lama-lama berada di dunia luar sana membuatku gila. Manusia semakin gila, sahabat.
                Apa kabar kalian? Dean, Kiki, Zahra, Fitri, Veby, Lolita, Nilam, Trias, Taufik, anak kolong langit, Wida, Ririn dan semua yang aku barangkali di pagi ini lupa. Bagaimana kehidupan kalian saat ini? masihkan lancar atau bahkan sama sekali tidak sama dengan harapan ketika kita duduk di kursi kuliah? atau justru melebihi harapan kalian? Jika ia maka selamatlah kalian, sebab aku masih terkatung-katung dalam perahu kecil di tengah laut. Dayungku hampir rusak. Aku harus sekuat tenaga bangkit, mendayung hingga ketepian untuk selamat.
                Bagaimana cara kalian melewati hari-hari yang begitu keras? Kalian para sahabat yang hebat. Sahabat yang tidak selalu ada, tapi akan selalu kukenang. Begitulah caraku hidup. Aku dan kalian tidak pernah selalu ada. Bahkan berkali-kali dalam setiap aku menulis caraku bersahabat bukan ke mana-mana melulu selalu ada. Aku memiliki cara tersendiri untuk mengenang kalian. Di dalam ingatan, tulisan dan bahkan sesekali di dalam doaku. Doa saat aku rindu sahabat, doa yang tiada pernah berupa namun justru nyata di mata Tuhan. Bukankah begitu cara yang kita harapkan.
                Aku menulis apa sih ya ini? entahlah. Barangkali aku hanya ingin menulis sebuah ceita saja. Tentang kalian yang pagi ini aku ingat dan aku rindu. Aku mengingat betapa asiknya kita di dalam tawa-tawa konyol, menertawakan sesuatu yang kadang dengan tidak sadar kita menertawakan diri sendiri. Namun apapun itu, toh kita dahulu masih bodoh dengan kehidupan. Mahasiswa yang hanya tau kuliah, main, tugas dan tugas hingga akhirnya sekarang semua sibuk melanjutkan kehidupan. Melanjutkan menjadi apa saja yang kita inginkan saat ini. ada yang bekerja, melanjutkan s2, dan aku masih di sini tidak berkutik dengan buku dan tulisan.
Wahai sahabat-sahabat, aku tidak pandai mengucapkan kalimat sayang dan lain-lainnya. Namun yang pasti, mentari pagi ini mulai mengintip dengan cahaya cerahnya. Secerah semangat kalian. Mari tetap melanjutkan semangat yang dahulu ada, walau sesekali lelah bukankah itu wajar? Namun tetap, kita harus menjadi matahari yang bersinar, walau mendung atau apa pun tidak masalah. Ada waktunya kita untuk sembunyi. Selamat bersemangat pagi kawan.




Writer : Putri Tami 

No comments:

Post a Comment