Kemarin adalah hari yang memang sangat aku bilang ribet sekali. Pagi-pagi sekali aku sudah ribut memilih kostum untuk berfoto bersama mereka, anak kolong langit. Sudah begitu, ada satu temanku, Zahwan yang datang sangat terlambat. Hampir dua jam kami menunggunya.
Ya, kemarin (7 Agustus 2016), kami anak kolong langit ingin mengabadikan momen bersama di dalam ruangan. Personil kami kurang satu, dia Ali Mufti. masih sibuk di kampungnya. Sibuk bekerja dan asik sendiri. Jadilah kami hanya bersepuluh saja.
Kemarin, adalah doa bahwa kami ingin bersama mewujudkan mimpi. bersama dalam artian bukan kami selalu bersama-sama mewujudkan mimpi. Namun, bersama dalam artian kami saling mendukung masing-masing dengan mimpinya. selalu berdoa semuanya bisa mencapai mimpi masing-masing.
kemarin kami baru berbaris rapi dengan pakaian rapi. Umo, Aku, Ryan, Handan dan Oyong sudah mendapatkan gelar sarjana, yang lainnya Bismillah akan menyusul esok Oktober. Bahagia rasanya kemarin. Bukan sebab apa-apa, namun ditilik dari perjalanan persahabatan kami yang tidak jelas, sering keluyuran, kadang sulit sekali bertemu, atau pertengkaran yang terjadi antara kami masing-masing, atau aku sering sekali menjadi anak kecil yang cepat marah, pun persahabatan kami jarang sekali bertemu, namun hingga kini, Alhamdulillah kami masih mengingat satu sama lain, bahwa persahabatan tidak selalu bersama ada di samping, yang terpenting adalah bagaimana cara kita mengingat teman di dalam waktu yang padat.
Dahulu, waktu kami sangat padat untuk organisasi, kuliah dan juga diskusi kusir yang tiada akhir. Terlepas dari dahulu, dan kseibukan dulu, kini kami akan melanjutkan hidup lainnya lagi. Yang sudah wisuda tentu akan terbang bersama sayapnya, mengarungi kehidupan lainnya untuk sebuah kata sukses, yang belum wisuda tentu akan mengejar kata wisuda dan kemudian melanjutkan juga kehidupannya. Semua punya kehidupan amsing-masing, toh memang Yogya hanya tempat transit. Transit berhenti sejenak, meneguk ilmu, makan banyak pengetahuan dan pengalaman, dan kemudian melanjutkan perjalanan lagi, dengan kereta masing-masing.

Sejauh apa pun, dan di mana pun kalian, tidak meruntuhkan laskar anak kolong langit. Selama langit masih berdiri kokoh, pun mimpi masih tegak berdiri, selama itu akan ada semangat pun akan mengingat.
Kami adalah laskar anak kolong langit. Berawal dari mimpi, berakhir dengan bukti.
Writer : Putri Tami
Kita buat persahabatan ini menjadi sebuah kisah yg selalu kita banggakan, yang selalu kita rindu saat mengingatnya. Kebahagiaan dan kebanggaan berada diantara kalian. semoga sukses selalu untuk kita semua.amin
ReplyDeletedua puluh tahun ke depan foto bareng lagi. Syaratnya kudu sama kesuksesannya. Hahaha. Plus sama anak istri, dan Suami.
DeleteAmin.yang terpenting Mari berjuang bersama, menjaga solidaritas, saling mendukung & membantu satu sama lain. #MenujuPuncakTakBerujung
ReplyDeleteAmin.yang terpenting Mari berjuang bersama, menjaga solidaritas, saling mendukung & membantu satu sama lain. #MenujuPuncakTakBerujung
ReplyDelete