Ya, baiklah. Dari sini, di dalam hotel yang imut ini akan aku ceritakan lagi pertualanganku sejak kemarin, hingga aku terdampar ke Bandung. Kemarin pagi, aku sudah bercerita tentang Garut, di sana ada suatu kerjaan yang mengharuskanku bersama Tim hadir. Di Garut aku tidak lama, hanya mampir sekitar enam jam di Dinkes Garut, untuk membahas suatu kerjasama. Garut kota yang nyaman, pun bapak kepala Dinas Kesehatannya juga asik, seru. Aku jadi lebih bersemangat, katanya aku masih muda, tidak boleh sering putus asa, anggap saja jodoh yang belum datang sebab belum ada pria yang beruntung mendapatkan diriku. Ya suatu pemikiran yang positif.
Pukul empat sore, aku sempat singgah di sebuah rumah makan yang cukup bagus untuk merehatkan badan yang pastinya lelah. 11 jam di dalam mobil bukan perkara enak. Jadilah di rumah makan ini kami istirat, sembari beroforo riang, juga menikmati air danau yang tenang. Rumah makan ini namanya Rumah Makan Pak Asep. Banyak menu strowbery di sana, namun aku justru memesan wedang bajigur sebagai menuku. Ingin saja memesan itu.
(Foto di Rumah Makan Pak Asep bersama Tim Kerja)
(Fotoku yang sedang tersenyum menikmati danau, juga canda gurau tim kerjaku)
Dari rumah makan ini, aku melanjutkan perjalanan ke Bandung bersama Tim. Ke Bandung bukanlah tujuan, namun kami bingung ingin ke mana, jika pulang ke Yogya, maka akan lelah, karena esoknya kami sudah harus berangkat ke Pekalongan, jadilah kami menikmati kota Malam Bandung saja, ke Alun-alun Bandung. Biasanya aku bisa melihat di teve tentang masjid agung Bandung, namun malam itu aku bisa berada di sana, menikmat taman juga berfoto ria dengan tim kerjaku.
Di Bandung, di hotel yang mungil itu, aku langsung menghaburkan diri dalam selimut sebab lelahku tiada bisa berkompromi. Lelah mencarimu di mana saja, bahkan hingga tulisan ini melayang ke mana-mana, kamu masih entah di mana.

Ada yang unik menurutku selama perjalanan di Bandung. Sejauh apa kaki ini melangkah, selalu kampung halaman teringat. Ada Jalan Riau namanya, ada juga sell stock Riau. Tapi aku masih tidak mengerti mengapa jalan itu namanya Riau, apakah yang melatarbelakangi nama itu? ada yang tahu? bisa komentar. Sejak semalam aku banyak berforo kata Riau, ya aku jadi Rindu kampungku yang jauh di sana berserta isinya, juga kenangan masa kecil.
Selesai sarapan pagi, aku jalan kaki sejenak. Menikmati udara segar Bandung bersama rekan kerjaku, namanya Kiki. Dia lucu dan periang orangnya. Ya, itu yang selalu dia perlihatkan di hadapan siapa saja, sifat kekanakannya, lucu dan periang. Bersykur dapat rekan kerja yang asik.
(Foto Rizqi Wardani yang asik berfoto sembari ngeteh malam)
Ya, dari perjalanan jauh, banyak hal yang patut disyukuri, terutama mendapat pimpinan yang hobinya juga travelling. Jadilah aku juga bisa merasakan jalan-jalan ke mana saja dengan gratis. Syukuri saja apa yang ada, sembari tetap mencarimu.
Wahai engkau, wahai Garut, wahai Bandung, wahai Jalanan dan Wahai Tuhanku, terimakasih untuk kehidupanku hingga hari ini.
Writer : Putri Tami
No comments:
Post a Comment